Minggu, 16 Februari 2014

LATO'

Sosoknya jika kau tilik tidak sekokoh dua tahun lalu
Usia menggerusnya, tubuhnya merenta
Memakan semua kekuatan di dalam sana
Kecuali semangat
Jika kau tatap ia tidak akan menatapmu balik
Bukan karena sombong
Tapi penglihatannya di ambil Tuhan di umur muda
Mengecualikan nanar duka
Gerak mata yang mencari suara

Warna tidak lagi nyata
Kelam, hitam, kelabu jadi kawan
Invalid... ya mungkin ia tidak lagi sempurna
Bahkan buta membuat semua indera mengerjakan lebih dari seharusnya
Hidung untuk lebih tajam mengenal aroma
Kulit untuk meraba bentukan benda
Telinga untuk selalu waspada atas gerak sehalus helai sutra
Dan lidah untuk mengecap rasa tanpa gambar

Derita, nestapa, sebut saja semua nama, perwakilan dari duka
Tapi airmatanya keluar hanya karena debu
Merutuki Tuhan tidak pernah terlafadz
Lantunan bijak selalu jadi penyemangat nadi agar tetap berdetak
Ini sudah takdir, katanya

Padahal...
Bahkan untuk berjalan beberapa langkah
Semua anggota tubuh harus berjaga
Menjaga celah dari menabrak, terjatuh, dan tersesat
Duhai...Tuhan..apa boleh aku menyebutMu kejam?
Kau buat manusia begitu tersiksa sesuai kehendakMu?

Lalu  tetap saja ia menempuh semua resiko terburuk dari gelap dunianya
Bukan untuk mengemis
Hanya mengikuti kangen akan cicit nun di kota
Berkendara di antara belantara
Dan sudah sangat bahagia dengan dekap dan suara
Tanpa gambar...

Lato'ku....sayang...takkan ku sebut Kau malang
Walau dunia mungkin tidak berdamai
Tapi kau tegur aku yang mengutuk Tuhan
Kau ajarkan syukur tanpa dikte
Kau tunjukkan semangat tanpa perintah
Hanya laku dan bijak kata mu yang buatku membuncah
Dari jiwa sesak dan rasa ingin berontak

Lato'ku ... sayang... ini cucu mu berwajah gempal
Kemarin bersikap berandal dengan ceracau nakal
Tapi hari ini Kau buatnya sadar
Hidup bukan tentang mengeluh..bukan tentang merenung bimbang
Dan kelak nanti kupastikan kau akan menangis
Menangisi betapa tidak sia-sia nya Engkau mendidik aku




Tidak ada komentar:

Posting Komentar