Rabu, 20 Februari 2013

elegi

manusia dan kisahnya...
mereka fana tapi mampu membuat kenangan yang sejati
manusia dan kisahnya...
karena keterbatasan selalu mampu mencari jalan keluar yang lebih dari standar


Selasa, 19 Februari 2013

SWIRL

Saya berada di keramaian. Ramai dan tidak seharusnya merasa sepi. Namun bahkan posisi duduk terbaik pun tidak sanggup mengubah semangat menjadi sedikit terpompa untuk membuat sekelumit canda, kembali membadut.
Mata ini terus memandangi mereka-mereka dan mendengar semua celoteh yang keluar dari para mereka yang "entah" sedang bahagia atau "mungkin" juga tengah menutupi segala kegundahan hidup yang menyiksa batin.
Saya tertawa pada candaan yang terasa agak geli di perut. Namun tawa itu bahkan cuma sekulum senyum yang terpaksa terukir akibat rasa tidak enak jika tidak dilakukan. Saya dengan semua penampakan yang terlalu terbaca, kali ini tidak ingin mereka menyadari ada segunung hal yang memberati otak.
Bukan karena sudah tidak percaya lagi pada mereka sebagai teman. Hanya saja...semua kata yang sekiranya keluar demi menggambarkan semua trouble maker ini adalah kata-kata yang sangat klise. Pengulangan kembali. Dan pasti akan terdengar juga nasihat-nasihat lama, klise, dan sama.
Entah...lalu mengapa masalah yang sama dan sebenarnya tidak pernah beranjak dari hidup yang makin biasa-biasa ini selalu mampu menghancurkan perlahan. Bagai kanker yang bahkan dengan kemoterapi pun tidak akan bisa kembali sembuh layak semula kala. Semua... makin terasa samar dan tidak terjangkau.

Rindu akan masa kanak-kanak yang terlalu lugu dan bodoh selalu saja terlintas. Di kepala yang sudah berumur dan seharusnya lebih bijak ini. Setidaknya dengan ketidaktahuan seperti masa kecil mampu membuat pikiran tidak lagi penuh akan "yang menurutku" hal yang klise namun memberatkan ini. Namun nyatanya, kebodohan yang di alami di saat dewasa terus saja menjadi beban akan segala keinginan yang tidak terpenuhi. Hidup layaknya kamus keluhan. Cari saja di tiap abjadnya, maka akan ditemukan semua dengan bentuk yang berbeda-beda.
Muak...sangat dan sudah tidak bisa lagi diteriakkan. Karena kerongkongan akan semakin tercekat dan suara yang di hasilkan hanyalah erangan semata. Diri seakan hanya menjalani hidup pada rotasi yang berputar sama. Tidak berwarna. Karena semua hanya terlihat abu-abu, pilu.

Ini diorama kesedihan. Bait-bait pesakitan.
Semua langkah ke depan hanya sampai di alam mimpi. Rencana-rencana yang tersusun bagai runut pelangi pun berakhir dengan coretan "UNDONE". Bahkan mengakui diri sendiri tidak berguna tidak lagi terasa memalukan dan menghancurkan harga diri. Semangat sudah menjadi asap yang terlihat dan akan segera menghilang di gerus angin masa. Asa hanyalah kepingan akal yang dibuat-buat.

Lalu..saya tidak perlu lagi mencari kambing hitam untuk di cap sumber dari segala masalah. Karena si biang keladi itu adalah saya.